BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa Sangsekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Budaya
adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis.
Sedikit contoh perbedaan dari beberapa budaya
barat dan budaya timur menurut aspek di atas :
‧Perbedaan budaya barat dengan timur :
1.
Gaya Hidup
:
‧Budaya Barat lebih terkesan hedonis dilihat dari
pergaulan yang dilakukan oleh generasi mudanya seperti Pesta/berpesta, gaya
hidup mewah dan sebagainya.
‧Budaya Timur lebih menekankan pada aspek moral,
tatak rama, sopan santun dan sebagainya.
2.
Ada istiadat :
‧Akibat globalisasi serta proses interaksi
masyarakat di BARAT membuat adat
istiadat semakin luntur, hanya sedikit daerah yang masih melakukan beberapa
tradisi untuk menghargai adat istiadat mereka.
‧Adat istiadat di TIMUR masih cukup kental, terlihat dari berbagai macam
perayaan-perayaan, tata cara dalam pelaksanaan suatu kegiatan, pakaian khas,
pengsakralan terhadap suatu lokasi, dsb.
3.
Cara Berpakaian :
‧Budaya Barat lebih terbuka dari segi pakaian.
namun, dengan begitu lebih banyak mode yang di hasilkan karena tidak
memperdulikan batasan dari segi budaya.
‧Budaya Timur lebih menekankan pada aspek
budayanya sehingga terkadang cara berpakaian lebih terlihat monoton.
4.
Makanan :
‧Budaya
Barat lebih suka makan fast food (Cepat saji) seperti Hamburger, hot dog. cita
rasa makanan disana juga lebih banyak mengandung cream, susu, keju.
‧Budaya
Timur lebih suka menikmati hidangan dengan proses masak yang panjang seperti
gulai, rendang, kari dan lain sebagainya. makanannya juga lebih banyak
mengandung rempah-rempah sehingga menghasilkan cita rasa yang khas.
5.
Cara
berfikir :
‧ Budaya Barat dipengaruhi oleh gaya hidup mereka
yang bebas sehingga melahirkan pemikiran liberal, dengan begitu banyak inovasi
yang mereka hasilkan karena tidak pernah menutup kemungkinan yang ada.
‧Budaya
timur terkadang lebih menekankan pada besarnya resiko yang di tanggung serta
terhambat oleh budaya, sehingga terkadang cara berfikir mereka berbelit-belit.
6.
Teknologi :
‧ Budaya Barat lebih maju dalam hal teknologi, di
dukung oleh cara berfikir yang dapat menghasilkan invoasi-inovasi membuat
kemajuan teknologi mereka menjadi semakin pesat.
‧Budaya
Timur cukup tertinggal dalam hal teknologi karena masih dipengaruhi oleh sistem
budayanya yang mementingkan dampak suatu kemajuan terhadap budaya
tersebut.
7.
Transportasi :
‧Budaya
Barat lebih canggih karena di dukung oleh kemajuan teknologi yang pesat.
dilihat dari berbagai produsen otomotif serta transportasi lainnya yang
menunjang kemajuan transportasi disana.
‧Budaya
Timur sistem transportasi yang masih tradisional dan mengedepankan budaya dari
daerah masing-masing membuat transportasi di timur lebih berwarna, seperti
contoh : delman, becak, sepeda ontel, dsb. namun semakin
kuatnya atau besarnya globalisasi membuat mereka mencontoh dari budaya barat
atau dipengaruhi oleh budaya barat sehingga menghasilkan transportasi yang
semakin maju.
Pengertian Kebudayaan :
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Menurut Selo
Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Wujud kebudayaan di Indonesia :
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di
seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang
berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya :
1.
Rumah Adat
‧Aceh :
- Rumoh Aceh,
- Rumah Krong Bade
‧ Sumatera Utara :
- Rumah Balai Batak
Toba
- Rumah Bolon
- Omo Sebua (Nias)
‧ Sumatera Barat :
- Rumah Gadang
- Uma (Mentawai)
‧ Riau :
- Selaso Jatuh Kembar
- Lontiok
‧Kepulanan Riau : Rumah Belah Bubung
‧Jambi :
- Rumah Panggung
- Rumah Betiang
‧Bangka Belitung : Rumah Rakit
‧Bengkulu : Rumah Bubungan lima
‧ Sumatera Selatan
:
- Rumah Limas
- Rumah Ulu
‧ Sumatera Selatan:
-Rumah Limas
-Rumah
Ulu
‧ Lampung: Nuwo
Sesat
‧ Jakarta: Rumah
Kebaya (Rumah
Bapang) dan Rumah
Gudang
‧ Jawa Barat dan Banten: Rumah
Kesepuhan
‧ Yogyakarta: Bangsal
Kencono
‧ Jawa:
-Joglo (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
-Tanean Lanjhang (Madura)
‧ Bali: Gapura
Candi Bentar
‧ Nusa Tenggara Barat: Rumah Dalam
Dan lain lain masih
banyak terdapat rumah adat di Indonesia.
2.
Upacara Adat
Upacara adat merupakan suatu bentuk tradisi yang bersifat turun-temurun yang dilaksanakan
secara teratur dan tertib menurut adat kebiasaan masyarakat dalam bentuk suatu
rangkaian aktivitas permohonan sebagai ungkapan rasa terima kasih. Selain itu,
upacara adat merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan masyarakat yang
mempunyai nilai-nilaiuniversal, bernilai sakral, suci, relijius, dilakukan secara
turun-temurun serta menjadi kekayaan kebudayaan nasional.
Unsur-unsur dalam upacara adat
meliputi: tempat upacara, waktu pelaksanaan, benda-benda/peralatan dan pelaku
upacara yang meliputi pemimpin dan peserta upacara.
Jenis-jenis upacara adat di Indonesia antara lain: Upacara kelahiran, perkawinan, kematian,
penguburan, pemujaan, pengukuhan kepala suku dan sebagainya.
3.
Tarian
Tarian Indonesia mencerminkan
kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih
dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia,
dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap
melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian
khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia.
Tradisi kuno tarian
dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi
oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
Untuk keperluan penggolongan, seni
tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah,
seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah,
era Hindu-Buddha, dan era Islam.
4.
Makanan
Masakan Indonesia merupakan
pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal
dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau
dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan
hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah
seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapadan gula aren dengan diikuti penggunaan
teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula
pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah,
dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk
tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman
masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan
pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum
dipergunakan juga jagung, sagu, singkong,
dan ubi jalar.
Cara
Pandang terhadap KeBudayaan :
1. Kebudayaan
sebagai peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami
gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad
ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan
antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka
menganggap ‘kebudayaan’ sebagai “peradaban” sebagai lawan kata dari “alam”.
Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat
diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan
lainnya.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda
dan aktivitas yang “elit” seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine
art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan
untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari
aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat
bahwa musik klasik adalah musik yang “berkelas”, elit, dan bercita rasa seni,
sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan
zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah “berkebudayaan”.
Orang yang menggunakan kata “kebudayaan” dengan cara ini
tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan
hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut
cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka
yang “berkebudayaan” disebut sebagai orang yang “tidak berkebudayaan”; bukan
sebagai orang “dari kebudayaan yang lain.” Orang yang “tidak berkebudayaan”
dikatakan lebih “alam,” dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari
kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran “manusia
alami” (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima
adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi
perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan
interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang
merusak dan “tidak alami” yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar
manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat
kelas pekerja) dianggap mengekspresikan “jalan hidup yang alami” (natural way
of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk
memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah
berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap “tidak
elit” dan “kebudayaan elit” adalah sama – masing-masing masyarakat memiliki
kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan
beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur,
yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak
orang.
Selama Era Romantis, para
cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan
nasionalisme – seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman,
dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran
Austria-Hongaria – mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam “sudut pandang
umum”. Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki
perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat
diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan
antara “berkebudayaan” dengan “tidak berkebudayaan” atau kebudayaan “primitif.”
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai
kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi,
mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan
dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan – kelompok dengan perilaku
yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya – mulai dijadikan subyek
penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi
ide kebudayaan perusahaan – perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja
organisasi atau tempat bekerja.
FAKTOR
YANG MENDORONG DAN MENGHAMBAT PERUBAHAN KEBUDAYAAN
1. Mendorong
Perubahan Kebudayaan
adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi
mudah berubah,terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi.adanya
individu-individu yang mudah menerima unsur-unsur perubahan kebudayaan terutama
generasi muda.
2. Menghambat
perubahan kebudayaan
adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi
sukar berubah seperti : adat istiadat,dan keyakinan agama,adanya
individu-individu yang sukar menerima unsur-unsur perubahan terutama generasi
kolot.
A. FAKTOR
INTERNAL
-
PERUBAHAN DEMOGRAFIS
perubahan
demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah,akan mengakibatkan
terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan,contohnya : bidang
perekonomian, pertambahan peduduk akan persediaan kebutuhan pangan,sandang dan
papan.
-
KONFLIK SOCIAL
konflik
social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan dalam suatu masyarakat,contohnya
: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah
transmigrasi,untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat
dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
-
BENCANA ALAM
bencana
alam yang menimpa masyarakat dapat mempengaruhi perubahan contohnya :
banjir,bencana longsor,letusan gunung berapi masyarakat akan dievakuasi dan
dipindahkan ketempat yang baru,disanalah mereka harus beradaptasi dengan
kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilisasi
maupun alkuturasi.
-
PERUBAHAN LINGKUNGAN ALAM
ada
beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk
delta,rusaknya hutan karena erosi,perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan
hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan
setempat.
B. FAKTOR
EKSTERNAL
-
PERDAGANGAN
indonesia
terletak pada jalur perdagangan asia timur dengan india,timur tengah bahkan
eropa barat,itulah sebabnya indonesia sebagai persinggahan pendagang pendagang
besar,selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat
setempat sehingga terjadilah perubahan budaya.
-
PENYEBARAN AGAMA
masuknya
unsur-unsur agama hindu dari india atau budaya arab bersamaan proses penyebaran
agama hindu dan islam ke indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya
barat melalui proses penyebaran agama kristen dan kalonialisme.
-
PEPERANGAN
kedatangan
bangsa barat ke indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk
peperangan,dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur unsur budaya bangsa
asing ke indonesia.
Kesimpulan :
Budaya tidak boleh di hilangkan dan budaya harus
tetap di jaga agar kelak nanti masa yang akan datang semua masih bisa menikmati
dan melihat budaya yang di jaga sedari dulu.
Sumber :
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya